Balik Lagi:)
Hai.
Kamu apa kabar?
Hehehe. Gimana karantinanya? Sabar ya, pasti ada saatnya nanti untuk bebas keluar tanpa takut ketangkep polisi karena PSBB, ada masanya nanti buat nongkrong lagi tanpa takut tertular! :)
Di blog kali ini, gue mau bahas tentang masalah yang sebenarnya cukup sederhana tapi sering banget diabaikan. Bagi beberapa orang, masalah ini bisa cukup memengaruhi performa, misalnya performa kerja atau belajar, bisa juga performa waktu tampil di depan banyak orang. Bahkan, ada beberapa orang yang nggak sadar kalau mereka merasakan masalah itu. Juga ada orang-orang yang terlalu gengsi untuk mengakui ke diri mereka sendiri kalau mereka mengalami masalah ini.
Insecure.
"Apa sih insecure itu?"
Insecure adalah perasaan tidak aman, tidak tenang, dan takut akan suatu kondisi. Perasaan ini bisa muncul karena banyak hal, misalnya karena merasa bersalah, malu, merasa banyak memiliki kekurangan dan ketidakmampuan. Perasaan insecure biasa dipicu oleh ketidakpuasan dan rasa tidak yakin terhadap diri sendiri.
"Tanda-tanda lagi insecure itu kayak gimana?"
Situasi ketika lagi insecure itu gampang dikenali. Kalau kalian sering merasa rendah diri, takut untuk menampilkan diri sendiri atau hal yang berkaitan dengan kalian, enggan buat keluar dari zona nyaman, dan suka banding-bandingin diri sendiri sama orang lain, mungkin kalian lagi merasa insecure. Nggak percaya diri atau nggak pede juga termasuk insecure loh.
Kebiasaan membandingkan diri itu menurut gue sebenarnya buruk. Kita jadi nggak sadar kualitas diri kita yang sebenarnya. Kita terlanjur malas buat menggali potensi diri karena udah terlanjur berkaca dari orang lain. "Kenapa sih aku nggak kayak dia?" "Kalau dia begitu, aku juga harus gitu." Stop bandingin diri kalian sama orang lain. Kalian pasti pernah dengar kalimat semacam "semua orang itu beda-beda, nggak ada yang sama persis" dan "semua orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing". Ada juga pepatah yang bilang "rumput tetangga akan selalu lebih hijau" (bener nggak?). Akan selalu ada orang yang kalian rasa lebih baik dari kalian. Dengan kalian terus-terusan menstandarisasi diri dengan orang lain, perasaan kurang nggak akan pernah hilang dan nggak akan pernah merasa puas diri.
Satu hal yang sering jadi bisikan atau omogan tapi buat gue itu "menggelitik" : enak ya jadi orang cantik atau ganteng, nggak pernah insecure, buktinya media sosialnya penuh foto-foto bagus.
Mau cantik atau ganteng, bukan artinya nggak pernah insecure. Segala usaha buat bikin foto yang menurut pribadi bagus buat di posting di laman media sosial, kayak editing, filter, macam-macam pose, menurut gue juga contoh dari insecure ringan. Beberapa dari kalian pasti pernah foto dulu yang banyak baru dipilih satu atau dua buat di upload. Bukan artinya gue nggak suka editing, filter, dan lain-lain itu ya. Kalian berhak pakai itu semua karena memang semua orang berhak menentukan tindakannya masing-masing.
"Pernah ngerasa insecure nggak?"
Oh jelas pernah, sering malah. Untuk ngepublish blog ini ada aja rasa insecure. Gimana respon orang-orang nanti? Gue juga termasuk orang yang nggak suka difoto ataupun selfie. Setiap kali mau ngungkapin pendapat, bolak balik baca referensi sana sini biar nggak salah dan nggak dicela orang lain. Padahal seharusnya salah waktu berpendapat itu wajar kan?
Nah, ada cara sederhana yang bisa mengurangi perasan insecure. Tapi cara itu harus dilakukan dengan niat dan kemauan yang kuat sih, menurut gue.
Pertama, pilih lingkungan pergaulan yang baik. Kalian harus berani keluar dari lingkungan yang toksik, misalnya teman yang keliatannya kayak mendukung, tapi sebenarnya menyalahkan, ngebuat down, dan nggak memberi solusi. Juga lingkaran pergaulan yang membawa dampak buruk buat diri kalian. Dalam suatu hubungan juga begitu. Hindari keposesifan atau rasa cemburu. Kepercayaannya jangan lupa ditingkatin. Kalau pacar kalian nggak pernah mendukung, nggak menghargai, maunya diikutin terus, mending tinggalin aja! Kalian jauh lebih berharga dari pada itu.
Kedua, kurangin penggunaan media sosial. Dari dulu, media sosial itu ajang buat mempertontonkan kesempurnaan buat sebagian orang. Salah satu sisi negatif dari media sosial adalah adanya standar sosial. Kamu harus begini kalau mau begitu. Padahal, ketika kalian bisa menerima diri, jadi diri sendiri itu perasaan terbaik yang pernah dirasakan.
Ketiga, lakukan hal-hal positif. Sibuk dengan hobi, bisa ngebuat nggak sempat insecure. Kalau belum tau kegiatan positif apa yang bisa kalian lakukan, coba aja semuanya. Never try, never know.
Sekian dan semoga membantu. See you in the next blogpost!
Kamu apa kabar?
Hehehe. Gimana karantinanya? Sabar ya, pasti ada saatnya nanti untuk bebas keluar tanpa takut ketangkep polisi karena PSBB, ada masanya nanti buat nongkrong lagi tanpa takut tertular! :)
Di blog kali ini, gue mau bahas tentang masalah yang sebenarnya cukup sederhana tapi sering banget diabaikan. Bagi beberapa orang, masalah ini bisa cukup memengaruhi performa, misalnya performa kerja atau belajar, bisa juga performa waktu tampil di depan banyak orang. Bahkan, ada beberapa orang yang nggak sadar kalau mereka merasakan masalah itu. Juga ada orang-orang yang terlalu gengsi untuk mengakui ke diri mereka sendiri kalau mereka mengalami masalah ini.
Insecure.
"Apa sih insecure itu?"
Insecure adalah perasaan tidak aman, tidak tenang, dan takut akan suatu kondisi. Perasaan ini bisa muncul karena banyak hal, misalnya karena merasa bersalah, malu, merasa banyak memiliki kekurangan dan ketidakmampuan. Perasaan insecure biasa dipicu oleh ketidakpuasan dan rasa tidak yakin terhadap diri sendiri.
"Tanda-tanda lagi insecure itu kayak gimana?"
Situasi ketika lagi insecure itu gampang dikenali. Kalau kalian sering merasa rendah diri, takut untuk menampilkan diri sendiri atau hal yang berkaitan dengan kalian, enggan buat keluar dari zona nyaman, dan suka banding-bandingin diri sendiri sama orang lain, mungkin kalian lagi merasa insecure. Nggak percaya diri atau nggak pede juga termasuk insecure loh.
Kebiasaan membandingkan diri itu menurut gue sebenarnya buruk. Kita jadi nggak sadar kualitas diri kita yang sebenarnya. Kita terlanjur malas buat menggali potensi diri karena udah terlanjur berkaca dari orang lain. "Kenapa sih aku nggak kayak dia?" "Kalau dia begitu, aku juga harus gitu." Stop bandingin diri kalian sama orang lain. Kalian pasti pernah dengar kalimat semacam "semua orang itu beda-beda, nggak ada yang sama persis" dan "semua orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing". Ada juga pepatah yang bilang "rumput tetangga akan selalu lebih hijau" (bener nggak?). Akan selalu ada orang yang kalian rasa lebih baik dari kalian. Dengan kalian terus-terusan menstandarisasi diri dengan orang lain, perasaan kurang nggak akan pernah hilang dan nggak akan pernah merasa puas diri.
Satu hal yang sering jadi bisikan atau omogan tapi buat gue itu "menggelitik" : enak ya jadi orang cantik atau ganteng, nggak pernah insecure, buktinya media sosialnya penuh foto-foto bagus.
Mau cantik atau ganteng, bukan artinya nggak pernah insecure. Segala usaha buat bikin foto yang menurut pribadi bagus buat di posting di laman media sosial, kayak editing, filter, macam-macam pose, menurut gue juga contoh dari insecure ringan. Beberapa dari kalian pasti pernah foto dulu yang banyak baru dipilih satu atau dua buat di upload. Bukan artinya gue nggak suka editing, filter, dan lain-lain itu ya. Kalian berhak pakai itu semua karena memang semua orang berhak menentukan tindakannya masing-masing.
"Pernah ngerasa insecure nggak?"
Oh jelas pernah, sering malah. Untuk ngepublish blog ini ada aja rasa insecure. Gimana respon orang-orang nanti? Gue juga termasuk orang yang nggak suka difoto ataupun selfie. Setiap kali mau ngungkapin pendapat, bolak balik baca referensi sana sini biar nggak salah dan nggak dicela orang lain. Padahal seharusnya salah waktu berpendapat itu wajar kan?
Nah, ada cara sederhana yang bisa mengurangi perasan insecure. Tapi cara itu harus dilakukan dengan niat dan kemauan yang kuat sih, menurut gue.
Pertama, pilih lingkungan pergaulan yang baik. Kalian harus berani keluar dari lingkungan yang toksik, misalnya teman yang keliatannya kayak mendukung, tapi sebenarnya menyalahkan, ngebuat down, dan nggak memberi solusi. Juga lingkaran pergaulan yang membawa dampak buruk buat diri kalian. Dalam suatu hubungan juga begitu. Hindari keposesifan atau rasa cemburu. Kepercayaannya jangan lupa ditingkatin. Kalau pacar kalian nggak pernah mendukung, nggak menghargai, maunya diikutin terus, mending tinggalin aja! Kalian jauh lebih berharga dari pada itu.
Kedua, kurangin penggunaan media sosial. Dari dulu, media sosial itu ajang buat mempertontonkan kesempurnaan buat sebagian orang. Salah satu sisi negatif dari media sosial adalah adanya standar sosial. Kamu harus begini kalau mau begitu. Padahal, ketika kalian bisa menerima diri, jadi diri sendiri itu perasaan terbaik yang pernah dirasakan.
Ketiga, lakukan hal-hal positif. Sibuk dengan hobi, bisa ngebuat nggak sempat insecure. Kalau belum tau kegiatan positif apa yang bisa kalian lakukan, coba aja semuanya. Never try, never know.
Sekian dan semoga membantu. See you in the next blogpost!
Komentar
Posting Komentar